Kosmologi Dalam Islam
A. Pengertian
Secara etimologi Kosmologi merupakan paduan kata
Kosmos (cosmos) dan Logos, yang berarti ilmu tentang alam semesta. Dalam
terminologinya salah satu pengertian kosmologi ialah serangkaian keyakinan dan
pandangan universal yang tersistematis mengenai manusia dan alam semesta, atau
secara umum mengenai ‘ke-ada-an’ (wujud).
B.
Agama dan Kosmologi
Agama-agama monoteisme yang merupakan agama samawi
dan hakiki memiliki tiga prinsip universal yang kolektif. Pertama, keyakinan kepada Tuhan Yang
Esa. Kedua,
keyakinan kepada kehidupan yang abadi untuk setiap manusia di alam akhirat
serta ganjaran dan pahala untuk setiap perbuatannya ketika hidup di alam dunia.
Ketiga, keyakinan kepada
pengutusan para Nabi oleh Allah SWT untuk menuntun umat manusia kepada
kesempurnaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Tiga prinsip tersebut pada
hakikatnya adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan fundamental untuk setiap
orang yang arif dan bijak yaitu, apa dan siapakah kausa prima atau sumber
pertama wujud alam semesta ini? Apa relasi manusia (aktivitas) dengan
wujud alam semesta? Dan Apakah akhir dari kehidupan ini? Dalam hal ini
kosmologi mencoba memberikan jawaban pada prinsip kedua di atas.
C.
Kosmologi dan keImanan (Tauhid)
Kosmologi pada dasarnya adalah bagian dari
instrumen memahami arkanul iman dalam aspek iman kepada Qada dan Qadar, dan iman kepada hari akhir. Kosmologi
jualah yang memberikan benang merah dari relasi antara Tuhan (Allah swt),
manusia dan alam semesta. Dengan pemahaman yang benar tentang kosmologi, maka
dapat menciptakan harmoni dalam hubungan antara Tuhan, manusia dan alam semesta
(Tauhid)1.
Di tengah umat manusia terdapat aneka ragam
kosmologi. Semuanya bisa dibagi dalam dikotomi kosmologi ketuhanan
(teisme) dan kosmologi materialisme. Penganut kosmologi materialisme dulu
disebut zindiq atau mulhid (ateis), sedangkan sekarang lazim disebut
materialis. Mari kita tinjau lagi dua pandangan materialisme tentang alam
semesta :
1. Alam semesta telah ada sejak waktu yang tak
terbatas, dan karena tidak mempunyai awal atau akhir, alam semesta tidak
diciptakan.
2. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah hasil
peristiwa kebetulan dan bukan produk rancangan, rencana, atau visi yang
di-sengaja.
Kedua pandangan ini dikemukakan dengan berani dan
dibela mati-matian oleh materialis abad ke-19, yang tentu saja tidak punya
jalan lain kecuali bergantung kepada pengetahuan ilmiah zaman mereka yang
terbatas dan tidak canggih. Kedua pendapat itu telah dibantah sepe-nuhnya
dengan penemuan-penemuan sains abad ke-20.
Dampak dari kedua pandangan materialisme ini
adalah mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta, yaitu Allah2. Dengan mereduksi
segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk
yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Ini
adalah awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup manusia. Kerusakan
ajaran materialisme tidak hanya terbatas pada tingkat individu. Ajaran ini juga
mengarah untuk meruntuhkan nilai-nilai dasar suatu negara dan masyarakat dan
menciptakan sebuah masyarakat
tanpa jiwa dan rasa sensitive , yang
hanya memperhatikan aspek materi. Anggota masyarakat yang demikian tidak akan
pernah memiliki idealisme seperti patriotisme, cinta bangsa, keadilan,
loyalitas, kejujuran, pengorbanan, kehormatan atau moral yang baik, sehingga
tatanan sosial yang dibangunnya pasti akan hancur dalam waktu singkat. Karena
itulah, materialisme menjadi salah satu ancaman paling berat terhadap
nilai-nilai yang mendasari tatanan politik dan sosial suatu bangsa. Satu lagi kejahatan
materialisme adalah dukungannya terhadap ideologi-ideologi anarkis dan bersifat
memecah belah, yang mengancam kelangsungan kehidupan negara dan bangsa3. Di suatu masyarakat yang orang-orangnya hidup hanya demi
pemuasan hasrat mereka sendiri, tentu mustahil perdamaian, percintaan, dan
persahabatan dilestarikan. Di masyarakat seperti ini, hubungan antara manusia bergantung pada
kepentingan yang timbal-balik. Rasa saling curiga berlangsung dengan kuat.
Ketika tiada alasan untuk tulus, jujur, bisa dipercaya, atau berbudi mulia,
tiada yang suka hidup dalam penipuan, pembohongan, dan pengkhianatan.
Namun sejak awal, kita melihat bahwa materialisme
telah runtuh karena gagasan tentang kekekalan materi telah dihancurkan oleh
teori Dentuman Besar (Big Bang), yang menunjukkan bahwa jagat raya diciptakan
dari ketiadaan. Yang terkubur pertama
kali adalah pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak
terbatas. Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini
tidak mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya
tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak
terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)".
Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan oleh Allah.
Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis yang kedua: bahwa segala sesuatu di jagat
raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang diadakan sejak
tahun 1960-an dengan konsisten menunjukkan bahwa semua keseimbangan fisik alam
semesta umumnya dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk
memungkinkan kehidupan. Ketika penelitian ini diperdalam, di-temukan bahwa
setiap hukum fisika, kimia, dan biologi, setiap gaya-gaya fundamental seperti
gravitasi dan elektromagnetik, dan setiap detail struktur atom dan unsur-unsur
alam semesta sudah diatur dengan tepat sehingga manusia dapat hidup. Ilmuwan
masa kini menyebut de-sain luar biasa ini "prinsip antropis". Prinsip
ini menyatakan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang dengan cermat
untuk me-mungkinkan manusia hidup.
D.
Bencana akibat kesalah pahaman terhadap kosmologi
Akhir-akhir kita sering mendengar, menonton dan
bahkan merasakan banyaknya bencana alam yang terjadi di sekeliling kita, di
negara kita dan bahkan di dunia. Hal tersebut tidak lain adalah akibat ulah
tangan manusia, mereka mengeksploitasi alam layaknya alam ini tak punya
kekuatan dan daya untuk membalas perbuatan manusia. Hukum alam adalah mutlak
sehingga mengeksploitasi alam dengan sewenang-wenang tanpa mempertimbangkan
dampak kelestariannya maka sama saja dengan mengobrak-abrik hukum alam yang tentu
saja adalah hukum Tuhan (Allah swt). Jika keseimbangan alam sudah terganggu,
jangan pernah berharap suhu global bisa turun, lapisan ozon bisa menebal,
erosi, banjir dan tanah longsor tidak terjadi, gempa dan tsunami akan teredam. Setiap aktivitas manusia yang tidak
mempertimbangkan kehidupan alam sekitarnya akan memberikan konstribusi bagi
cepatnya kedatangan hari Kiamat.
E.
Kosmologi dan Ibrah bagi manusia
Di sinilah kita melihat bahwa kosmologi adalah
instrument untuk memahami iman kepada Qada dan Qadar dan iman kepada hari
akhir, yang merupakan kesatuan tauhid (arkanul iman/rukun iman), yakni :
1. Setiap penciptaan tidaklah dengan sia-sia tetapi
pasti memiliki qadar (ketentuan/ukuran dan fungsi)nya masing-masing, bagaimana
matahari beredar pada orbitnya4, langit tanpa tiang dan gunung yang
dipancangkan5, yang dengan
itulah sesungguhnya setiap ciptaan bertasbih kepada sang Khalik
2. Setiap ciptaan tunduk pada ketentuan yang
ditetapkan padanya, yang dalam bahasa sains disebut hukum alam6,
sementara manusia memiliki pilihan hidup yang dengan itu pula ia diberikan
ganjaran sesuai perbuatannya7.
3. Alam semesta dan semua yang ada memiliki kesudahan atau akhir yang pasti
(hari akhir /kiamat)8
4.Bahwa manusia memiliki peran dan tanggung jawab terhadap pengelolaan
alam 9 yang merupakan bagian dari peribadatan kepada Allah swt.
F.
Bagaimana seorang Muslim bersikap
Setelah memahami kosmologi, maka seorang muslim diharapkan :
1. Alam semesta dan lingkungan pada khususnya adalah anugrah Tuhan yang
harus dijaga dan dilestarikan, tidak boleh di rusak
2. Berkewajiban melakukan konservasi sumber daya alam dan ekosistem
sehingga terpelihara kelestariannya demi kesejahteraan dan kemaslahatan umat
manusia serta keseimbangan system kehidupan di alam raya ini.
3. Setiap kita dituntut untuk mempraktekkan dan membudayakan pola hidup
ramah lingkungan.
4. Mencegah terjadinya eksploitasi alam yang
serampangan secara individu dan kolektik bersama instansi terkait.
G.
Khatimah
Begitulah, melalui sains manusia mencoba mendeskripsikan apa dan bagaimana
proses fenomena alam bisa terjadi dalam konteks eksperimen dan pengamatan,
dengan parameter yang bisa diamati dan diukur. Agama memperluas spektrum makna
alam semesta bagi manusia tentang kehadiran benda-benda alam semesta, kehidupan
dan manusia. Jawaban singkat tentang pertanyaan Siapa pencipta alam semesta
beserta hukum-hukum alamnya: Allah adalah zat yang Maha Pencipta. Agama
memper-luas pengetahuan yang dicakup oleh metodologi sains dan rasionalitas
manusia seperti berkenalan dengan alam gaib, akhirat dan sebagainya. Namun
begitu, rupanya berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta di
sekitar planet Bumi masih banyak yang belum terjawab atau mungkin tak berjawab
hingga kehancuran Bumi.
Referensi nash Al Qur`an :
1. Ali
Imran : 190-191 6. Fushshilat : 11
2. Al
An`am : 116 7. Asy Syams : 8 -
10
3. Surat
Huud, 92 8. Az Zalzalah
4. Al
Anbiya : 33 9. Al Baqarah : 30
5. Luqman
: 10
Rujukan :
Anonim,
Agama dan Kosmologi.
www.geocities.com/pakdenono/index.htm,
diakses pada tanggal 7 maret 2006
Sarwar, HG. 1994. Filsafat Al Qur`an. PT Rajagrafindo persada. Jakarta
Yahya . H, 2002. Mengenal
Allah lewat Akal. Rabbani press. Jakarta
Yahya . H, 2002. Penciptaan Alam Semesta. Rabbani
press. Jakarta
Yahya . H, 2002. Keruntuhan Teori Evolusi. Rabbani
press. Jakarta
Yahya. H, 2002. Ledakan Big Bang menggema ke segenap penjuru Alam Semesta.
Artikel. www.geocities.com/pakdenono/index.htm ,diakses pada tanggal 7 maret 2006.
PP Muhammadiyah, 2001. Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah. Jogjakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar