Selasa, 08 Januari 2013

Kosmologi Dalam Islam


                                         Kosmologi Dalam Islam

A.    Pengertian
Secara etimologi Kosmologi merupakan paduan kata Kosmos (cosmos) dan Logos, yang berarti ilmu tentang alam semesta. Dalam terminologinya salah satu pengertian kosmologi ialah serangkaian keyakinan dan pandangan universal yang tersistematis mengenai manusia dan alam semesta, atau secara umum mengenai ‘ke-ada-an’ (wujud).

B.       Agama dan Kosmologi
Agama-agama monoteisme yang merupakan agama samawi dan hakiki memiliki tiga prinsip universal yang kolektif.  Pertama, keyakinan kepada Tuhan Yang Esa. Kedua, keyakinan kepada kehidupan yang abadi untuk setiap manusia di alam akhirat serta ganjaran dan pahala untuk setiap perbuatannya ketika hidup di alam duniaKetiga, keyakinan kepada pengutusan  para Nabi oleh Allah SWT untuk menuntun umat manusia kepada kesempurnaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Tiga prinsip tersebut pada hakikatnya adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan fundamental untuk setiap orang yang arif dan bijak yaitu, apa dan siapakah kausa prima atau sumber pertama wujud alam semesta ini?  Apa relasi manusia (aktivitas) dengan wujud alam semesta? Dan Apakah akhir dari kehidupan ini?  Dalam hal ini kosmologi mencoba memberikan jawaban pada prinsip kedua di atas.

C.     Kosmologi dan keImanan (Tauhid)
Kosmologi pada dasarnya adalah bagian dari instrumen memahami arkanul iman dalam aspek iman kepada Qada dan Qadar, dan iman kepada hari akhir. Kosmologi jualah yang memberikan benang merah dari relasi antara Tuhan (Allah swt), manusia dan alam semesta. Dengan pemahaman yang benar tentang kosmologi, maka dapat menciptakan harmoni dalam hubungan antara Tuhan, manusia dan alam semesta (Tauhid)1.
Di tengah umat manusia terdapat aneka ragam kosmologi.  Semuanya bisa dibagi dalam dikotomi kosmologi ketuhanan (teisme) dan kosmologi materialisme.  Penganut kosmologi materialisme dulu disebut zindiq atau mulhid (ateis), sedangkan sekarang lazim disebut materialis. Mari kita tinjau lagi dua pandangan materialisme tentang alam semesta :
1.     Alam semesta telah ada sejak waktu yang tak terbatas, dan karena tidak mempunyai awal atau akhir, alam semesta tidak diciptakan.
2.     Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah hasil peristiwa kebetulan dan bukan produk rancangan, rencana, atau visi yang di-sengaja.
Kedua pandangan ini dikemukakan dengan berani dan dibela mati-matian oleh materialis abad ke-19, yang tentu saja tidak punya jalan lain kecuali bergantung kepada pengetahuan ilmiah zaman mereka yang terbatas dan tidak canggih. Kedua pendapat itu telah dibantah sepe-nuhnya dengan penemuan-penemuan sains abad ke-20.
Dampak dari kedua pandangan materialisme ini adalah mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta, yaitu Allah2. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Ini adalah awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup manusia. Kerusakan ajaran materialisme tidak hanya terbatas pada tingkat individu. Ajaran ini juga mengarah untuk meruntuhkan nilai-nilai dasar suatu negara dan masyarakat dan menciptakan sebuah masyarakat tanpa jiwa dan rasa sensitive , yang hanya memperhatikan aspek materi. Anggota masyarakat yang demikian tidak akan pernah memiliki idealisme seperti patriotisme, cinta bangsa, keadilan, loyalitas, kejujuran, pengorbanan, kehormatan atau moral yang baik, sehingga tatanan sosial yang dibangunnya pasti akan hancur dalam waktu singkat. Karena itulah, materialisme menjadi salah satu ancaman paling berat terhadap nilai-nilai yang mendasari tatanan politik dan sosial suatu bangsa. Satu lagi kejahatan materialisme adalah dukungannya terhadap ideologi-ideologi anarkis dan bersifat memecah belah, yang mengancam kelangsungan kehidupan negara dan bangsa3. Di suatu masyarakat yang orang-orangnya hidup hanya demi pemuasan hasrat mereka sendiri, tentu mustahil perdamaian, percintaan, dan persahabatan dilestarikan. Di masyarakat seperti ini, hubungan antara manusia bergantung pada kepentingan yang timbal-balik. Rasa saling curiga berlangsung dengan kuat. Ketika tiada alasan untuk tulus, jujur, bisa dipercaya, atau berbudi mulia, tiada yang suka hidup dalam penipuan, pembohongan, dan pengkhianatan.
Namun sejak awal, kita melihat bahwa materialisme telah runtuh karena gagasan tentang kekekalan materi telah dihancurkan oleh teori Dentuman Besar (Big Bang), yang menunjukkan bahwa jagat raya diciptakan dari ketiadaan. Yang terkubur pertama kali adalah pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas. Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)". Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya, diciptakan oleh Allah. Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis yang kedua: bahwa segala sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang diadakan sejak tahun 1960-an dengan konsisten menunjukkan bahwa semua keseimbangan fisik alam semesta umumnya dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk memungkinkan kehidupan. Ketika penelitian ini diperdalam, di-temukan bahwa setiap hukum fisika, kimia, dan biologi, setiap gaya-gaya fundamental seperti gravitasi dan elektromagnetik, dan setiap detail struktur atom dan unsur-unsur alam semesta sudah diatur dengan tepat sehingga manusia dapat hidup. Ilmuwan masa kini menyebut de-sain luar biasa ini "prinsip antropis". Prinsip ini menyatakan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang dengan cermat untuk me-mungkinkan manusia hidup.

D.       Bencana akibat kesalah pahaman terhadap kosmologi
Akhir-akhir kita sering mendengar, menonton dan bahkan merasakan banyaknya bencana alam yang terjadi di sekeliling kita, di negara kita dan bahkan di dunia. Hal tersebut tidak lain adalah akibat ulah tangan manusia, mereka mengeksploitasi alam layaknya alam ini tak punya kekuatan dan daya untuk membalas perbuatan manusia. Hukum alam adalah mutlak sehingga mengeksploitasi alam dengan sewenang-wenang tanpa mempertimbangkan dampak kelestariannya maka sama saja dengan mengobrak-abrik hukum alam yang tentu saja adalah hukum Tuhan (Allah swt). Jika keseimbangan alam sudah terganggu, jangan pernah berharap suhu global bisa turun, lapisan ozon bisa menebal, erosi, banjir dan tanah longsor tidak terjadi, gempa dan tsunami akan teredam. Setiap aktivitas manusia yang tidak mempertimbangkan kehidupan alam sekitarnya akan memberikan konstribusi bagi cepatnya kedatangan hari Kiamat.

E.        Kosmologi dan Ibrah bagi manusia
Di sinilah kita melihat bahwa kosmologi adalah instrument untuk memahami iman kepada Qada dan Qadar dan iman kepada hari akhir, yang merupakan kesatuan tauhid (arkanul iman/rukun iman), yakni :
1. Setiap penciptaan tidaklah dengan sia-sia tetapi pasti memiliki qadar (ketentuan/ukuran dan fungsi)nya masing-masing, bagaimana matahari beredar pada orbitnya4, langit tanpa tiang dan gunung yang dipancangkan5,  yang dengan itulah sesungguhnya setiap ciptaan bertasbih kepada sang Khalik
2. Setiap ciptaan tunduk pada ketentuan yang ditetapkan padanya, yang dalam bahasa sains disebut hukum alam6, sementara manusia memiliki pilihan hidup yang dengan itu pula ia diberikan ganjaran sesuai perbuatannya7.
3. Alam semesta dan semua yang ada memiliki kesudahan atau akhir yang pasti (hari akhir /kiamat)8
4.Bahwa manusia memiliki peran dan tanggung jawab terhadap pengelolaan alam 9 yang merupakan bagian dari peribadatan kepada Allah swt.

F.        Bagaimana seorang Muslim bersikap
Setelah memahami kosmologi, maka seorang muslim diharapkan :
1. Alam semesta dan lingkungan pada khususnya adalah anugrah Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan, tidak boleh di rusak
2. Berkewajiban melakukan konservasi sumber daya alam dan ekosistem sehingga terpelihara kelestariannya demi kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia serta keseimbangan system kehidupan di alam raya ini.
3. Setiap kita dituntut untuk mempraktekkan dan membudayakan pola hidup ramah lingkungan.
4. Mencegah terjadinya eksploitasi alam yang serampangan secara individu dan kolektik bersama instansi terkait.


G.       Khatimah
Begitulah, melalui sains manusia mencoba mendeskripsikan apa dan bagaimana proses fenomena alam bisa terjadi dalam konteks eksperimen dan pengamatan, dengan parameter yang bisa diamati dan diukur. Agama memperluas spektrum makna alam semesta bagi manusia tentang kehadiran benda-benda alam semesta, kehidupan dan manusia. Jawaban singkat tentang pertanyaan Siapa pencipta alam semesta beserta hukum-hukum alamnya: Allah adalah zat yang Maha Pencipta. Agama memper-luas pengetahuan yang dicakup oleh metodologi sains dan rasionalitas manusia seperti berkenalan dengan alam gaib, akhirat dan sebagainya. Namun begitu, rupanya berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta di sekitar planet Bumi masih banyak yang belum terjawab atau mungkin tak berjawab hingga kehancuran Bumi.

Referensi nash Al Qur`an :
1. Ali Imran : 190-191 6. Fushshilat : 11 
2. Al An`am : 116           7. Asy Syams : 8 - 10
3. Surat Huud, 92          8. Az  Zalzalah
4. Al Anbiya : 33             9. Al Baqarah : 30
5. Luqman : 10

Rujukan :
Anonim, Agama dan Kosmologi.
www.geocities.com/pakdenono/index.htm, diakses pada tanggal 7 maret 2006
Sarwar, HG. 1994. Filsafat Al Qur`an. PT Rajagrafindo persada. Jakarta
Yahya . H, 2002. Mengenal Allah lewat Akal. Rabbani press. Jakarta
Yahya . H, 2002. Penciptaan Alam Semesta. Rabbani press. Jakarta
Yahya . H, 2002. Keruntuhan Teori Evolusi. Rabbani press. Jakarta
Yahya. H, 2002. Ledakan Big Bang menggema ke segenap penjuru Alam Semesta. Artikel. www.geocities.com/pakdenono/index.htm ,diakses pada tanggal 7 maret 2006.
PP Muhammadiyah, 2001. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah. Jogjakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar